Minggu, 24 Februari 2013

Karakteristik Tanah Sebagai Media Tumbuh Secara Umum dan Secara Khusus pada Jenis Tanah Alfisol

                         1. PENDAHULUAN
 Makhluk hidup di dunia ini tak kan bisa lepas dari peranan tanah. Khusunya manusia, pasti akan membutuhkan tanah, yang secara umum dapat digunakan sebagai tempat tinggal, begitupun juga makhluk hidup yang lain yang berpijak di atas daratan berupa tanah.
Berdasarkan pendekatan Geologi, tanah memiliki definisi yaitu lapisan permukaan bumi yang berasal dari bebatuan yang telah mengalami serangkaian pelapukan oleh gaya-gaya alam, sehingga membentuk regolit (lapisan partikel halus). Artinya dalam definisi tersebut hanya melihat tanah secara umum sama seperti pengertian tanah dengan pendekatan Pedologi yaitu bahan padat (mineral atau organik) yang terletak dipermukaan bumi, yang telah dan sedang serta terus mengalami perubahan yang dipengaruhi oleh faktor-faktor: Bahan Induk, Iklim, Organisme, Topografi, dan Waktu. Pendekatan Pedologi adalah pendekatan Ilmu Tanah sebagai Ilmu Pengetahuan Alam Murni, apa adanya, dan tidak mengaitkan dengan kepentingan tertentu. Kajian pendekatan Pedologi meliputi: Fisika Tanah, Kimia Tanah, Biologi tanah, Morfologi Tanah, Klasifikasi Tanah, Survei dan Pemetaan Tanah, Analisis Bentang Lahan, dan Ilmu Ukur Tanah.
Namun, jika dilihat dari kacamata mahasiswa pertanian tentunya tanah memiliki peran khusus sebagai media tumbuh tanaman, yaitu dengan pendekatan Edapologi. Dalam pendekatan Edapologi tersebut dikhususkan peranan tanah sebagai media tumbuh tanaman, jadi bagaimana mengolah tanah secara baik dan benar agar dapat menghasilkan produktivitas tanaman yang tinggi serta keadaan tanah yang selalu subur, baik dengan pemberian pupuk, bahan organik, dan sebagainya. Kajian ini meliputi: Kesuburan Tanah, Konservasi Tanah dan Air, Agrohidrologi, Pupuk dan Pemupukan, Ekologi Tanah, dan Bioteknologi Tanah.
Berdasarkan pengertian tanah secara menyeluruh, tanah memiliki definisi sebagai berikut : Tanah adalah lapisan permukaan bumi yang secara fisik berfungsi sebagai tempat tumbuh & berkembangnya perakaran penopang tegak tumbuhnya tanaman dan menyuplai kebutuhan air dan udara; secara kimiawi berfungsi sebagai gudang dan penyuplai hara atau nutrisi (senyawa organik dan anorganik sederhana dan unsur-unsur esensial seperti: N, P, K, Ca, Mg, S, Cu, Zn, Fe, Mn, B, Cl); dan secara biologi berfungsi sebagai habitat biota (organisme) yang berpartisipasi aktif dalam penyediaan hara tersebut dan zat-zat aditif (pemacu tumbuh, proteksi) bagi tanaman, yang ketiganya secara integral mampu menunjang produktivitas tanah untuk menghasilkan biomass dan produksi baik tanaman pangan, tanaman obat-obatan, industri perkebunan, maupun kehutanan.
Tanah memiliki sifat dan karakteristik yang berbeda-beda, misalnya yang berwarna merah, hitam, kelabu, ada yang bertekstur pasir, debu, liat dan sebagainya. Dan untuk membedakan sifat tanah tersebut dilakukan klasifikasi tanah, yaitu usaha untuk membeda-bedakan tanah berdasar atas sifat-sifat yang dimilikinya. Hal ini sangat penting karena tanah-tanah dengan sifat yang berbeda memerlukan perlakuan (pengelolaan) yang berbeda pula. Untuk mengetahui secara jelas karakteristik tanah baik secara umum maupun khusus maka disusunlah makalah ini. Dan untuk karakteristik tanah secara khusus saya mengambil klasifikasi tanah dari jenis tanah Alfisol untuk dianalisa.
2. SIFAT DAN KARAKTERISTIK TANAH
Tanah sebagai Media Tumbuh Tanaman memiliki sifat dan karakteristik yang dapat dilihat dari sifat fisik, kimiawi , maupun biologisnya dimana ketiganya berintegrasi dan saling mempengaruhi satu sama lain dalam pertumbuhan suatu tanaman.  Berikut ini penjabaran masing-masing sifat dan karakteristik tanah baik dari sifat fisika, kimiawi, maupun biologinya.
1.      Sifat Fisika Tanah
a.       Tekstur
·         Tekstur tanah menunjukkan komposisi partikel penyusun tanah (separate) yang dinyatakan sebagai perbandingan proporsi (%) relative antara fraksi pasir (sand), debu (silt), dan liat (clay).
·         Berikut ini merupakan Tabel Klasifikasi Ukuran Partikel :
Sumber

Soil  separates


Kerikil
pasir
debu
liat
USDA
> 2mm
2 mm–50 mm
50 mm-2 mm
< 2mm
ISSS
> 2mm
2 mm-20 mm
20 mm-2 mm
< 2mm
USPRA
> 2mm
2 mm-50 mm
50 mm-5 mm
< 5mm
BSI, MIT, DIN
> 2mm
2 mm-60 mm
60 mm-2 mm
< 2mm
·         Berdasarkan kelas teksturnya maka tanah digolongkan menjadi :
1)      Tanah bertekstur kasar atau tanah berpasir berarti tanah yang mengandung minimal 70% pasir atau bertekstur pasir atau pasir berlempung.
2)      Tanah bertekstur halus atau tanah berliat berarti tanah yang mengandung minimal 37,5% liat atau bertekstur liat, liat berdebu atau liat berpasir (3 macam)
3)      Tanah bertekstur sedang atau tanah berlempung, terdiri dari :
(a)    tanah bertekstur sedang tetapi agak kasar meliputi tanah yang bertekstur lempung berpasir (Sandy Loam) atau lempung berpasir halus (2 macam)
(b)   tanah bertekstur sedang meliputi yang bertekstur lempung berpasir sangat halus, lempung (Loam), lempung berdebu (Silty Loam) atau debu (Silt) (4 macam)
(c)    tanah bertekstur sedang tetapi agak halus mencakup lempung liat (Clay Loam) atau lempung liat berdebu (Sandy-silt Loam) (3 macam)
·         Tanah yang didominasi pasir akan banyak mempunyai pori-pori makro (besar) (disebut lebih poreus), tanah yang didominasi debu akan banyak mempunyai pori-pori meso (sedang) (agak poreus), sedangkan yang didominasi liat akan banyak mempunyai pori-pori mikro (kecil) atau tidak poreus.
  •  Pada tanah jenis Alfisol  memiliki tekstur lempung liat berpasir hingga liat, dan  fraksinya halus, maka terbentuk tanah liat (tanah lempung berat), yang mudah padat-kompak.
b.   Struktur
·         Merupakan gumpalan tanah yang berasal dari partikel-partikel tanah yang saling merekat satu sama lain karena adanya perekat misalnya eksudat akar, hifa jamur, lempung, humus, dll.
·         Ikatan partikel tanah berwujud sebagai agregat tanah yang membentuk dirinya, yang mempunyai bentuk, ukuran, dan kemantapan (ketahanan) yang berbeda-beda.
·         Pengamatan struktur tanah di lapangan (SSS, 1975) terdiri dari :
1.      Pengamatan bentuk dan susunan agregat tanah Þ tipe struktur (lempeng, tiang, gumpal, remah, granuler, butir tunggal, pejal)
2.      Besarnya agregat Þ klas struktur (sangat halus, halus, sedang, kasa, sangat kasar)
3.      Kuat lemahnya bentuk agregat Þ derajad struktur (tidak beragregat, lemah, sedang, kuat)
  •   Pada tanah jenis Alfisol memiliki struktur butir hingga tiang dan kemantapan agregatnya kuat.
c.    Konsistensi
·         Adalah derajad kohesi dan adhesi antara partikel-partikel tanah dan ketahanan massa tanah terhadap perubahan bentuk oleh tekanan dan berbagai kekuatan yang mempengaruhi bentuk tanah
·         Konsistensi ditentukan oleh tekstur tanah dan struktur tanah
·         Cara penentuan konsistensi tanah yaitu :
      (1) lapangan : memijit tanah dalam kondisi kering, lembab dan basah (2) laboratorium : Angka-angka Atterberg
·         Penentuan di lapangan :
Kondisi kering : kekerasan (lepas, lunak, keras)
Kondisi lembab keteguhan (lepas, gembur, teguh)
Kondisi basah : kelekatan dan plastisitas
·         Penentuan di laboratorium : menentukan Batas Cair (BC), Batas Lekat (BL), Batas Gulung (BG) dan Batas Berubah Warna (BBW)
Batas Cair : kadar air yang dapat ditahan oleh tanah
Batas Lekat adalah kadar air dimana tanah tidak melekat ke logam
Batas Berubah Warna adalah batas air dimana air sudah tidak dapat diserap oleh akar tanaman karena terikat kuat oleh tanah
  • Pada tanah jenis Alfisol memiliki konsistensi yang teguh dalam kondisi lembab karena dipengaruhi tekstur dominan liat yang membentuk agregat padat-kompak. Sedangkan dilihat dari kondisi basah, tanah Alfisol memiliki konsistensi lekat dan plastis, dipengaruhi pula oleh teksturnya yang dominan lempung liat berpasir hingga liat, sehingga lekat di tangan dan mudah digulung serta dibentuk cincin.
d.   Porositas
·         Porositas atau pori-pori tanah adalah bagian yang tidak terisi bahan padat tanah (terisi oleh air dan udara).
·         Pori-pori tanah dapat dibedakan menjadi pori-pori kasar (makro pore) dan pori-pori halus (micro pore).  Tanah-tanah pasir mempunyai pori-pori kasar lebih banyak daripada tanah liat.
·         Tanah dengan banyak pori-pori kasar (pasir) sulit menahan air sehingga tanaman mudah kekeringan, tetapi sistem perakarannya dalam. Sedangkan untuk tanah-tanah liat dapat menahan air dengan baik hanya saja sistem perakarannya lebih dangkal dibandingkan tanah dominan pasir.
·         Porositas tanah dipengaruhi oleh :
1.      Kandungan bahan organik
2.      Struktur tanah
3.      Tekstur tanah
  • Pada tanah jenis Alfisol memiliki tekstur yang dominan lempung hingga liat, porositasnya rendah menyebabkan penetrasi akar dangkal karena tekstur lempung hingga liat memiliki pori-pori mikro yang tidak poreus selain itu strukturnya padat-kompak sulit ditembus akar untuk berpenetrasi.
e.   Warna tanah
·         Secara langsung mempengaruhi penyerapan sinar matahari dan salah satu faktor penentu suhu tanah.
·         Secara tidak langsung berhubungan dengan sifat-sifat tanah, misal informasi subsoil drainase, kandungan bahan organik surface horizon, pembeda antar horison.
·         Diukur dengan menggunakan standar warna (Soil Munsell Color Chart)
·         Warna tanah dapat meliputi putih, merah, coklat, kelabu, kuning, dan hitam, kadangkala dapat pula kebiruan atau kehijauan. Kebanyakan tanah mempunyai warna yang tak murni tetapi campuran kelabu, coklat, dan bercak (rust), kerapkali 2-3 warna terjadi dalam bentuk spot-spot, disebut karatan (mottling). Warna tanah disebabkan oleh adanya bahan organik, dan atau status oksidasi senyawa besi dalam tanah.
  •  Pada tanah jenis Alfisol memiliki warna coklat kemerahan hingga merah gelap. Menunjukkan bahwa tanah tersebut mengandung sedikit bahan organik tanah.
2.    Sifat Kimia Tanah
a.       Reaksi Tanah (pH Tanah)
·         Reaksi tanah menunjukkan sifat kemasaman atau alkalinitas tanah yang dinyatakan dengan nilai pH. Nilai pH menunjukkan banyaknya konsentrasi ion hydrogen (H+) di dalam tanah. Semakin tinggi kadar ion H+di dalam tanah, semakin masam tanah tersebut. Hal ini berbanding terbalik dengan ion OH- di dalam tanah. Pada tanah alkalis kandungan OH- lebih banyak dari H+. Bila kandungan ion H+ sama dengan OH- maka tanah bereaksi netral yaitu mempunyai pH=7.
·         Pentingnya pH tanah adalah untuk :
1)      Menentukan mudah tidaknya unsur-unsur hara diserap oleh tanaman
2)      Menunjukkan kemungkinan adanya unsure-unsur beracun
3)      Mempengaruhi perkembangan mikroorganisme
·         pH optimum untuk ketersediaan unsur hara tanah adalah sekitar 7,0 karena pada pH ini semua unsur hara makro tersedia secara maksimum kecuali Mo, sehingga kemungkinan terjadinya toksisitas unsur mikro tertekan.
b.      Kapasitas Tukar Kation (KTK)
·         Kation adalah ion bermuatan positif seperti Ca2+, Mg+,, K+, Na+, NH4+, H+, Al3+, dan sebagainya. Di dalam tanah kation-kation tersebut terlarut di dalam air tanah atau dijerap oleh koloid-koloid tanah.
·         Banyaknya kation (dalam miliekivalen) yang dapat dijerap oleh tanah per satuan berat tanah (biasanya per 100 gr) dinamakan Kapasitas Tukar Kation (KTK). Kapasitas tukar kation dinyatakan dalam satuan kimia yaitu miliekivalen per 100 gr (me/100 gr). Satu ekivalen adalah suatu jumlah yang secara kimia setara dengan 1 gr hydrogen.
·         Kapasitas tukar kation merupakan sifat kimia yang sangat erat hubungannya dengan kesuburan tanah. Tanah dengan KTK tinggi mampu menjerap dan menyediakan unsure hara lebih baik daripada tanah dengan KTK rendah. Tanah dengan KTK tinggi bila didominasi oleh kation basa, Ca, Mg, K, Na (kejenuhan basa tinggi) dapat meningkatkan kesuburan tanah,. Karena unsure-unsur hara terdapat dalam kompleks jerapan koloid maka unsure-unsur hara tersebut tidak mudah hilang tercuci oleh air.
c.       Kapasitas Pertukaran Anion (KTA)
·         Proses pertukaran anion berperan penting dalam kaitannya dengan ketersediaan 3 anion hara makro yang diserap tanaman, yaitu nitrat, fosfat, dan sulfat, yang secara alami dihasilkan dari dekomposisi bahan organic dan pelapukan mineral tanah.
·         Makin tinggi nilai KTA berarti makin tinggi daya jerap (fiksasi) tanah terhadap anion, sehingga pemberian pupuk pelepas anion seperti TSP (H2PO4-), ammonium nitrat (NO3-), dan ammonium sulfat (SO42-), makin tidak efisien karena makin tidak tersedian bagi tanaman. Begitu juga akibatnya pada daya tolak terhadap kation-kation juga makin tinggi, sehingga pemupukan pelepas kation sperti KCl (K+), kalsit (Ca2+) dan dolomite (Ca2+ dan Mg2+) juga makin tidak efisien karena mudah tercuci/hilang dari tanah.
d.      Unsur-unsur Hara Esensial
·         Unsur-unsur hara esensial merupakan unsure hara yang diperlukan oleh tanaman dan fungsinya dalam tanaman tidak dapat digantikan oleh unsur lain, sehingga bila tidak terdapat dalam jumlah yang cukup di dalam tanah, tanaman tidak dapat tumbuh optimal. Unsur-unsur hara ini dapat berasal dari udara, air, atau tanah. Jumlah unsur hara esensial ada 17 yaitu :
v  Unsur makro   : C, H, O, N, P, K, Ca, Mg, dan S
v  Unsur mikro    : Fe, Mn, B, Mo, Cu, Zn, Cl, dan Co
·         Unsur hara makro adalah unsur hara yang diperlukan dalam jumlah banyak. Unsur hara mikro adalah unsur hara yang diperlukan dalam jumlah yang sedikit.
  • Sifat kimia tanah pada jenis tanah Alfisol  secara keseluruhan yaitu cenderung memiliki pH basa, dan tingkat kejenuhan basa yang tinggi di seluruh profil tanah. P-tersedia dari sangat rendah hingga sedang, K-dd dari rendah hingga tinggi, Ca-dd dari sedang hingga sangat tinggi, Mg-dd dari sedang hingga tinggi, KTK dari sedang hingga sangat tinggi dan unsur mikro (Fe dan Zn) yang tinggi.
3. Sifat biologi tanah
a.       Fauna Tanah
Dibedakan menjadi makrofauna dan mikrofauna
1)      Makrofauna
Hewan-hewan besar (makrofauna) penghuni tanah dapat dibedakan menjadi : (a) hewan-hewan besar pelubang tanah, misalnya tikus, kelinci yang lebih sering merugikan karena memakan dan menghancurkan tanaman, (b) cacing tanah, berfungsi mengaduk dan mencampur tanah dan memperbaiki tata udara tanah sehingga infiltrasi menjadi lebih baik, dan lebih mudah ditembus akar, (c) arthropoda dan moluska, membantu memperbaiki tata udara tanah dengan membuat lubang-lubang kecil pada tanah tersebut.
2)      Mikrofauna
Hewan-hewan mikrofauna dalam tanah yang terpenting adalah protozoa dan nematoda.
Protozoa berperan dalam menghambat daur ulang (recycling) unsure-unsur hara, ataupun menghambat berbagai proses dalam tanah yang melibatkan bakteri.
Nematoda berdasarkan jenis makanannya dibedakan menjadi : (a) omnivorous, memakan sisa-sisa bahan organic, (b) predaceous, memakan hewan-hewan tanah, (c) parasitic, merusak akar tanaman.
b.      Flora Tanah
Dibedakan menjadi makroflora dan mikroflora
1)      Makroflora
Tanaman-tanaman tinggi merupakan makroflora sebagai produsen primer bahan organic dan penyimpanan energy surya. Akar-akar tanaman meningkatkan agregasi tanah, dank arena akar menembus ke lapisan tanah yang dalam maka bila membusuk menjadi sumber humus tidak hanya dilapisan atas tetapi juga dilapisan yang lebih dalam.

2)      Mikroflora
Mikroflora dalam tanah sangat beraneka ragam. Bakteri, fungi, actinomycetes, dan algae dapat ditemukan pada setiap contoh tanah. Bakteri, fungi, dan actinomycetes membantu pembentukan struktur tanah yang mantap karena tumbuhan mikro ini dapat mengeluarkan (sekresi) zat perekat yang tidak mudah larut dalam air. Dalam hal pembentukan struktur tanah ini, fungi dan actinomycetes jauh lebih efisien (lebih 17 kali lebih efisien) daripada bakteri, tetapi bakteri mempunyai fungsi lain yang lebih penting.
Bakteri autotroph bermanfaat bagi manusia mempengaruhi sifat-sifat tanah sehubungan dengan cara bakteri tersebut untuk mendapatkan energy. Bakteri autotroph dalam tanah terpenting adalah bakteri nitrifikasi yang dapat mengoksidasi ammonia                 nitrit   (oleh nitrosomonas) dan nitrit            nitrat (oleh nitrobacter).

  • Sifat biologi tanah pada jenis tanah Alfisol  secara keseluruhan yaitu memiliki kehidupan organisme tanah yang rendah, baik fauna tanah maupun flora tanah, karena jenis tanah Alfisol memiliki BOT yang rendah padahal BOT adalah makanan organisme tanah, khusunya cacing tanah. Sehingga, akibat keberadaan BOT tersebut mempengaruhi pula keberadaan organisme dalam tanah yang banyak membawa pengaruh pada kesuburan tanah itu sendiri.
3.  FUNGSI DAN PERANAN TANAH
Beberapa fungsi Tanah sebagai media tumbuh, yaitu :
1.      Tempat tumbuh dan berkembangnya perakaran
2.      Penyedia kebutuhan primer tanaman (air, udara, dan unsur-unsur hara)
3.      Penyedia kebutuhan sekunder tanaman (zat-zat pemacu tumbuh: hormon, vitamin, dan asam-asam organik; antibiotik dan toksin anti hama; enzim yang dapat meningkatkan kesediaan hara)
4.      Sebagai habitat biota tanah, baik yang berdampak positif karena terlibat langsung atau tak langsung dalam penyediaan kebutuhan primer dan sekunder tanaman tersebut, maupun yang berdampak negatif karena merupakan hama & penyakit tanaman.

Dua fungsi tanah yang utama yaitu :
1.  Sebagai sumber unsur hara bagi tumbuhan
2.  Sebagai matriks tempat akar tumbuhan berjangkar dan air tanah tersimpan                    
Kedua fungsi tersebut dapat menurun atau hilang, hilang atau menurunnya fungsi tanah ini yang biasa disebut kerusakan tanah atau degradasi tanah. Hilangnya fungsi tanah sebagai sumber unsur hara bagi tumbuhan dapat terus menerus diperbaharui dengan pemupukan. Tetapi hilangnya fungsi tanah sebagai tempat berjangkarnya perakaran dan menyimpan air tanah tidak mudah diperbaharui karena diperlukan waktu yang lama untuk pembentukan tanah.

Dua Pemahaman Penting tentang Tanah :
1.  Tanah sebagai tempat tumbuh dan penyedia kebutuhan tanaman,
2.  Tanah juga berfungsi sebagai pelindung tanaman dari serangan hama &                          penyakit dan dampak negatif pestisida maupun limbah industri yang berbahaya.
  •  Peranan tanah pada tanah jenis Alfisol secara potensil dapat dimanfaatkan untuk lahan pertanian, namun terdapat beberapa permasalahan seperti rendahnya kandungan bahan organik, fosfor dan kalium
4. PENGELOLAAN ATAU PENGOLAHANNYA
Yang dimasud dengan pengolahan tanah adalah suatu usaha manusia untuk merubah sifat-sifat yang dimiliki oleh tanah sesuai dengan kebutuhan yang dikehendaki oleh manusia. Untuk menciptakan sifat olah yang baik, dan sifat ini mencerminkan keadaan fisik tanah yang sesuai untuk pertumbuhan tanaman.
Adapun tujuan pengolahan tanah adalah untuk menciptakan kondisi fisik; khemis dan biologis tanah yang lebih baik sampai kedalaman tertentu agar sesuai untuk pertumbuhan tanaman; membunuh gulma dan tanaman yang tidak diinginkan; menempatkan seresah atau sisa-sisa tanaman pada tempat yang sesuai agar dekomposisi dapat berjalan dengan baik; menurunkan laju erosi; meratakan tanah untuk memudahkan pekerjaan di lapangan; mempersatukan pupuk dengan tanah; serta mempersiapkan tanah untuk mempermudah dalam pengaturan air.
Cara pengolahan tanah sangat mempengaruhi struktur tanah alami yang baik yang terbentuk karena penetrasi akar atau fauna tauna, apabila pengolahan tanah terlalu intensif maka struktur tanah akan rusak. Kebiasaan petani yang mengolah tanah secara berlebihan dimana tanah diolah sampai bersih permukaannya merupakan salah satu contoh pengolahan yang keliru karena kondisi seperti ini mengakibatkan surface sealing yaitu butir tanah terdispersi oleh butir hujan , menyumbat pori-pori tanah sehingga terbentuk surface crusting. Untuk mengatasi pengaruh buruk pengolahan tanah, maka dianjurkan beberapa cara pengolahan tanah konservasi yang dapat memperkecil terjadinya erosi.
Pada tanah jenis Alfisol yang memiliki tekstur lempung liat berpasir hingga liat, cara pengolahannya yaitu dengan mencangkul tanah terlebih dahulu sebelum ditanami, gunanya untuk menggemburkan tanah, dan mengubah struktur tiang yang keras menjadi remah/granuler, dan mengubah kemantapan agregatnya agar tidak terlalu keras, dan tanah tidak mengalami kompaksi, apabila tanah mengalami kompaksi maka air lebih sukar menyerap ke bagian tanah di dalamnya, dan itu tidak baik bagi pertumbuhan tanaman. Agregat-agregat yang mantap dengan ruang pori yang yang cukup akan menjamin penyebaran udara dan air dalam tubuh tanah secara optimal, yaitu keadaan yang sangat diperlukan bagi pertumbuhan dan perkembangan tanaman.
Untuk pengelolaaan tanah Alfisol sehubungan dengan C-Organik atau BOT-nya yang rendah dapat dilakukan dengan cara mengembalikan sisa-sisa tanaman, pupuk kandang, pupuk hijau, dan  memberikan pupuk anorganis sesuai dengan yang diperlukan. Dengan menjamin tanah tetap cukup mengandung bahan-bahan organik dan zat-zat mineral maka kegiatan organisme dalam tanah pun tetap terjaga, dimana berbagai organisme tersebut sangat berperan dalam kesuburan tanah. Untuk menjamin tetapnya cukup bahan-bahan organik dan zat mineral dalam tanah karena kandungan bahan-bahan tersebut akan makin berkurang sehubungan dengan keperluan pertumbuhan dan perkembangan tanaman serta terangkutnya bahan-bahan itu keluar dari tanah semasa panenan dilakukan.
Untuk permasalahan pH tanah Alfisol yang terlalu basa dapat dilakukan dengan pemberian bahan organik pula, karena bahan organik pun dapat menetralkan tanah dari yang tadinya basa menjadi netral kembali. Karena tanah yang netral merupakan tanah yang bagus kualitasnya.
Beberapa cara/usaha lain dalam pengolahan/pengelolaan tanah baik secara umum maupun pada jenis tanah Alfisol yaitu sebagai berikut :
Ø  Menjamin tanah cukup mengandung air melalui pengairan yang baik serta  menjamin tidak mudahnya kehilangan air sebagai akibat penguapan
Ø  Melakukan pergiliran tanaman dengan tanaman pupuk hijau
Ø  Menerapkan sistem pengolahan minimal
Ø  Menghindarkan tanah agar tidak mudah diserang erosi
Ø  Mempertahankan permukaan tanah agar tanah cerul atau tertutup umtuk menghindarkan penguapan
5. KESIMPULAN
v  Tanah adalah lapisan permukaan bumi yang secara fisik berfungsi sebagai tempat tumbuh & berkembangnya perakaran penopang tegak tumbuhnya tanaman dan menyuplai kebutuhan air dan udara; secara kimiawi berfungsi sebagai gudang dan penyuplai hara atau nutrisi (senyawa organik dan anorganik sederhana dan unsur-unsur esensial seperti: N, P, K, Ca, Mg, S, Cu, Zn, Fe, Mn, B, Cl); dan secara biologi berfungsi sebagai habitat biota (organisme) yang berpartisipasi aktif dalam penyediaan hara tersebut dan zat-zat aditif (pemacu tumbuh, proteksi) bagi tanaman, yang ketiganya secara integral mampu menunjang produktivitas tanah untuk menghasilkan biomass dan produksi baik tanaman pangan, tanaman obat-obatan, industri perkebunan, maupun kehutanan.
v  Tanah memiliki sifat dan karakteristik yang dapat dilihat dari sifat fisik,  kimiawi , maupun biologisnya.
Adapun sifat fisika tanah yaitu :
1. Tekstur
2. Struktur
3. Konsistensi
4. Porositas
5. Warna tanah
Adapun sifat kimia tanah yaitu :
1. Reasksi Tanah (pH Tanah)
2. Kapasitas Tukar Kation (KTK)
3. Kapasitas Pertukaran Anion (KTA)
4. Unsur-unsur Hara Esensial
Adapun sifat biologi tanah yaitu :
1. Fauna tanah, terdiri dari makrofauna dan mikrofauna
2. Flora tanah, terdiri dari ,makroflora dan mikroflora
v   Fungsi tanah yaitu :
1.  Tempat tumbuh dan berkembangnya perakaran
2.  Penyedia kebutuhan primer tanaman (air, udara, dan unsur-unsur hara)
3. Penyedia kebutuhan sekunder tanaman (zat-zat pemacu tumbuh: hormon, vitamin, dan asam-asam organik; antibiotik dan toksin anti hama; enzim yang dapat meningkatkan kesediaan hara)
4.  Sebagai habitat biota tanah, baik yang berdampak positif karena terlibat langsung atau tak langsung dalam penyediaan kebutuhan primer dan sekunder tanaman tersebut, maupun yang berdampak negatif karena merupakan hama & penyakit tanaman.
v  Yang dimasud dengan pengolahan tanah adalah suatu usaha manusia untuk merubah sifat-sifat yang dimiliki oleh tanah sesuai dengan kebutuhan yang dikehendaki oleh manusia.
v  Adapun tujuan pengolahan tanah adalah untuk menciptakan kondisi fisik; khemis dan biologis tanah yang lebih baik sampai kedalaman tertentu agar sesuai untuk pertumbuhan tanaman; membunuh gulma dan tanaman yang tidak diinginkan; menempatkan seresah atau sisa-sisa tanaman pada tempat yang sesuai agar dekomposisi dapat berjalan dengan baik; menurunkan laju erosi; meratakan tanah untuk memudahkan pekerjaan di lapangan; mempersatukan pupuk dengan tanah; serta mempersiapkan tanah untuk mempermudah dalam pengaturan air.
DAFTAR PUSTAKA

Mekanisasi Pertanian



1.      Apakah perbedaan alat dengan mesin ?
Jawab :
Alat dan mesin memiliki perbedaan yang spesifik, dimana alat yang dalam pengoperasiannya hanya memberikan satu manfaat sedangkan mesin dalam pengoperasiannya  memberikan beberapa manfaat. Jadi alat itu merupakan bagian dari mesin.  Perbedaan lain yang mendasar antara lain :
- Pada alat bentuk dan mekanismenya sederhana,sedangkan pada mesin bentuk dan mekanismenya kompleks.
- Pada alat tenaga penggerak umumnya manual sedangkan mesin menggunakan tenaga motor dan bahan bakar.

2. Tujuan mekanisasi pertanian adalah mempercepat transisi untuk ekonomi Indonesia agraris menjadi sifat industry dan dapat mendorong tahap tinggal landas,kenapa?
Jawab :
Karena dengan penggunaan alat mekanisasi pertanian hasil produksi lebih tinggi karena faktor penyebab kehilangan hasil dapat di minimalisir, sehingga kelebihan hasil produksi tersebut memacu petani untuk memanfaatkan hasil yang berlebih tersebut selain untuk dikomersilkankan dalam keadaan segar juga dalam bentuk olahan. Hal ini yang mempercepat transisi untuk ekonomi Indonesia agraris menjadi sifat industri.
3. Sebutkan perbandingan keuntungan dan kelemahan dari mesin, hewan, manusia, angin, dan air!
Jawab :
·         Mesin
      Keuntungan : - Hemat waktu
                             -Tidak memerlukan SDM yang banyak
                             -Faktor penyebab kehilangan hasil produksi dapat diminimalisir
      Kelemahan :   -Membutuhkan modal yang tidak sedikit
                             -Perawatan yang dilakukan harus intensif
·         Manusia
      Keuntungan : -Memiliki akal sehingga dapat mengatur strategi pengolahan
      Kelemahan  : -Memiliki keterbatasan tenaga
·         Hewan
      Keuntungan : -Tenaga nya lebih besar dibandingkan manusia
      Kelemahan  :  -Tidak memiliki akal sehingga terkadang sulit diarahkan
·         Air
      Keuntungan : - SDA ini dapat dimanfaatkan dalam jangka waktu cukup lama
      Kelemahan  :  - Energi yang dihasilkan tegantung kondisi alam
·         Angin
      Keuntungan : - SDA ini dapat dimanfaatkan dalam jangka waktu cukup lama
      Kelemahan  :  - Energi yang dihasilkan tegantung kondisi alam